Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ridwan Kamil Tekankan Tiga Prinsip Pengelolaan Energi

Rabu, 5 Oktober 2022 17:49 WIB

Iklan

INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sekaligus Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) mengatakan ada tiga prinsip dalam pengelolaan energi. Dia menekankan, pengelolaan energi harus murah, bersih dan berkelanjutan. 

 Hal tersebut disampaikan Ridwan saat menjadi keynote speech pada FGD Media Gathering SKK Migas di Holiday Inn Bandung Pasteur, Kota Bandung, Senin 3 Oktober 2022.

“SKK Migas punya tanggung jawab agar potensi gas yang besar dapat ditindaklanjuti. Dengan transisi konversi gas bisa dimaksimalkan sebelum berada sebagai negara yang sepenuhnya menerapkan penggunaan EBT (energi baru dan terbarukan)," ujarnya.

Dalam mendorong penggunaan EBT, menurut dia, harus sejalan dengan penggunaan energi gas yang lebih besar untuk mengurangi penggunaan minyak. Hal penting lainnya, pengelolaan energi harus berprinsipkan keadilan sesuai dengan sila kelima Pancasila 'keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.' Termasuk pembagian keuntungan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejauh ini, ADMPMET tengah memperjuangkan Participating Interest (PI) 10 persen sebagai bagian dari upaya memberikan kesejahteraan daerah. Di Jabar, Ridwan Kamil pun kerap melobi Pertamina agar sumur-sumur yang sudah ditinggalkan dapat dikelola pemda dengan formula ekonomi terbarukan. 

Tantangannya, pemda harus mencari dana besar untuk mengelola sumber-sumber energi terutama minyak dan gas, mengingat anggaran daerah memiliki keterbatasan. "Tantangan pengelolaan itu cuma satu, masalahnya gak punya duit untuk bertindak sebagai operator. Investasi migas adalah investasi terbesar yang tidak semua daerah sanggup melakukannya," kata Ridwan Kamil. (*)

Iklan