Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemprov Jabar Buat Milenial dan Generasi Z Paham Hakikat Keragaman

Jumat, 12 Mei 2023 10:00 WIB

Iklan

Pemprov Jabar Jadikan Milenial dan Generasi Z Paham Hakikat Keragaman 

INFO JABAR - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki cara dalam membina kerukunan suku dan agama di Jawa Barat. Salah satunya dengan rutin menggelar kegiatan dialog antar pemuda dari lintas suku dan agama se-Jabar. 

Kegiatan tahunan ini dilakukan Pemprov Jabar melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jabar. Kepala Badan Kesbangpol Jabar Iip Hidajat mengatakan, masyarakat khususnya generasi milenial dan Z perlu memahami hakikat keragaman yang bisa menjadi dasar persatuan. 

"Apalagi jelang pemilu tahun depan yang potensial terjadi perpecahan. Dengan kegiatan ini kita berharap agar generasi ini tidak mudah terpancing atau terprovokasi dengan alasan perbedaan suku dan agama," kata Iip, Jumat, 12 Mei 2023. 

Kegiatan ini digelar pada 11 - 12 Mei dengan mengusung tema "Kolaborasi Keragaman Budaya Kearifan Lokal Untuk Memperteguh Identitas dan Kesatuan Bangsa". Sedikitnya ada 130 peserta turut serta dalam dialog antar pemuda ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Narasumber yang hadir antara lain dari budayawan, seniman serta para ahli. Mereka akan ngobrol sambil ngopi-ngopidalam upaya menjaga keragaman, itu yang terpenting," ujar Iip. 

Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Seni Budaya, dan Kemasyarakatan Kesbangpol Jabar Ruliadi mengatakan, kalangan milenial dan generasi Z dihadirkan karena dapat menjadi pemberi pengaruh tentang keberagaman. "Karena mereka nantinya bisa menjadi pemberi pengaruh. Hasil dari kegiatan ini mereka bisa menyampaikan pemahaman tentang keberagaman kepada sesama dan masyarakat yang terdekat," kata Ruliadi. 

Menurut Ruliadi, dalam pendalaman pemahaman materi, peserta dituntut membuat karya yang merupakan ekspresi dari pemahaman mereka. "Mereka akan diminta membuat karya seperti lagu, drama atau yang lainnya sebagai bukti pemahaman mereka selama kegiatan berlangsung. Kita mencoba menerjemahkan pemahaman tentang keberagaman dengan bahasa kaum milenial dan generasi Z," ujarnya. (*)

Iklan