Bey Machmudin Puji Konsep Teaching Factory SMKN 1 Cibadak
Selasa, 17 September 2024 21:17 WIB
INFO JABAR - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin memberi apresiasi kepada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yang telah berhasil menunjukkan kemampuan tinggi dalam mengolah kemasan mi Wonhae dan Woca cokelat.
Bey menilai, proses pengemasan mi Wonhae dan Woca cokelat yang dilakukan para siswa tersebut terlihat sangat profesional layaknya kemasan pabrikan.
Menurutnya, program keahlian bagi siswa dalam mengolah industri pabrikan merupakan bagian dari program Pemprov Jabar yang tengah berusaha mengembangkan konsep teaching factory (Tefa).
Konsep Tefa merupakan metode untuk menciptakan link and match antara SMK dengan industri. Yang artinya, SMK menyediakan sumber daya manusia (SDM) dengan vokasi yang sejalan dengan kebutuhan industri terdekat.
"SMK Negeri 1 Cibadak mengajarkan dan memberikan contoh agar link and match tercapai. Saat ini tidak sedikit lulusan SMK setelah lulus justru menganggur, karena tidak ada link and match," katanya di sela-sela kunjungan di lokasi, Selasa 17 September 2024.
Produk mi Wonhae dan Woca cokelat merupakan makanan khas Korea Selatan yang diproduksi PT Akasha Wira International dan PT Indokopi Makmur Sentosa selaku pemegang merek.
SMK Negeri 1 Cibadak telah bekerja sama dengan dua produsen tersebut dalam pemanfaatan program link and match. Untuk mi Wonhae, SMK Negeri 1 Cibadak melakukan pengemasan barang saja, sedangkan Woca cokelat sudah sampai taraf memproduksi, meskipun untuk produksi utama masih ada di pabrik besar.
"Ini contoh SMK yang berhasil, tadi saya lihat bagaimana siswa jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian belajar seperti sedang bekerja di pabrik,” kata Bey.
Bey melanjutkan, pengembangan konsep teaching factory (Tefa) sendiri dimaksudkan untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka dan meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja.
Penjabat Gubernur Jabar ini pun memberi acungan jempol kepada pihak sekolah yang berinisiatif dan memberikan ruang bagi industri untuk memberi pelatihan kepada siswa, sebelum akhirnya nanti siap menjadi calon tenaga kerja. "Kepala sekolah yang mengajak industri masuk ke sekolah. Itulah perlunya inisiatif dari pihak sekolah," katanya.
Bey juga terkesan karena banyak alumni SMK Negeri 1 Cibadak yang sudah bekerja di dua industri pengolahan makanan tersebut. Bahkan juga bekerja di luar negeri. "Artinya kualitas sekolah kejuruan ini sudah sangat baik. Kualitas lulusan dan pembelajarannya sudah cukup menunjang kebutuhan industri," kata Bey.
Dirinya juga memuji kualitas pengemasan dan makanan yang dihasilkan siswa SMK Negeri 1 Cibadak untuk dua pabrik tersebut. Sebagian produknya selain dipasarkan secara lokal juga dikirim ke luar pulau Jawa, seperti Bali, Riau, dan Batam.
Pemprov Jabar saat ini sedang giat mencetak lulusan SMK untuk bekerja di berbagai perusahaan maupun industri. Terutama di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bagian selatan yang menjadi area percontohan link and match. Pola Tefa untuk link and match SMK dengan industri juga diharapkan bisa diterapkan di Jabar bagian utara, yang saat ini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rebana masih terus dikembangkan. (*)