Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bey Machmudin Dorong Pelatihan Mitigasi Bencana

Jumat, 20 September 2024 18:51 WIB

Penjabat Gubernur Jabar Bay Machmudin (kiri) saat menerima bantuan Dana Siap Pakai dari Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Garut, Jawa Barat. Jumat 20 September 2024. Dok. Pemprov Jawa Barat
Iklan

INFO JABAR – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mendorong pelatihan mitigasi bencana melalui pelatihan dan simulasi terus dilakukan secara gencar kepada masyarakat. Ia melihat,  Provinsi Jawa Barat masuk ke dalam kategori wilayah rawan akan bencana alam. Salah satu penyebab wilayah Jawa Barat rawan terhadap bencana alam karena lokasi topografinya, kontur tanah yang bersifat lembek dan mudah menyerap air.

Selain  itu, Jawa Barat juga memiliki gunung berapi dan curah hujan yang tinggi, sehingga membuat provinsi ini termasuk salah satu wilayah rawan bencana. Menurutnya, pelatihan mitigasi tidak hanya untuk antisipasi bencana longsor, banjir, angin puting beliung, yang cenderung sering terjadi di Jawa Barat, tapi juga gempa bumi seperti yang baru saja dirasakan di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. 

"Pelatihan, sosialisasi, itu sangat penting,” ujar Bey Machmudin saat Rakor Penanganan Darurat Gempa Bumi Kabupaten Garut, di kantor Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis, 19 September 2024.

Bey ingin setiap warga memiliki pemahaman mendalam bagaimana cara menyelematkan diri ketika bencana. “Hal seperti itu harus diingatkan terus ke masyarakat," katanya. 

Bey juga mendorong setiap desa memiliki tenda darurat bencana bisa dipakai mengungsi warga. Usai gempa Rabu, 18 September 2024, Bey masih melihat warga mengungsi dengan menggunakan terpal sebagai pelindung. 

“Ke depan fasilitas atau peralatan mitigasi bencana harus lebih siap lagi hingga di level desa,” kata Bey.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bey mengapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang sudah bergerak cepat menangani dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung dan Garut.

Menurut Bey, di Kabupaten Garut, BNPB telah menurunkan bantuan operasional Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat bencana gempa bumi senilai Rp250 juta. Selain itu, bantuan logistik mulai dari makanan, tenda, popok bayi, pembalut wanita, dan paket peralatan lainnya, juga turut disalurkan. Sementara Dinas Sosial Jawa Barat telah membangun dapur umum darurat.

Hingga Kamis, BPDB Jawa Barat sudah mendata ribuan rumah atau bangunan rusak akibat gempa. BPBD Jawa Barat mencatat sebanyak 722 rumah mengalami rusak berat, 902 rumah rusak sedang dan 2.949 alami rusak ringan. Dari data tersebut paling banyak berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung.

Kepala BNPB Letnan Jendral TNI Suharyanto mengatakan, tidak ada pengungsi yang terkonsentrasi di satu titik dalam jumlah besar. Warga masih bisa mengungsi ke tempat lain. Terkait kompensasi bagi rumah warga yang rusak, Suharyanto menjelaskan skema berdasarkan SK Kepala BNPB No 296 tahun 2023. 

Ditetapkan, nilai bantuan stimulan rumah rusak terdampak bencana adalah Rp 60 juta untuk rusak berat. Kemudian Rp 30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan. Skala perbaikan sampai  berwujud akhir rumah tipe 36 dengan standar layak huni, aman bencana, tahan gempa. (*)

Iklan