Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ridwan Kamil Minta Kabupaten Majalengka Waspadai Kasus Impor

Kamis, 23 Juli 2020 10:08 WIB

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Ridwan Kamil saat bertemu dengan Gugus Tugas Percepatanan Penanganan COVID-19 Kabupaten Majalengka di Kantor Bupati, Kabupaten Majalengka, Rabu (22/7/20). (Foto: Yogi P/Humas Jabar).
Iklan

INFO JABAR- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka untuk waspadai kasus impor (imported case). Kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. 

 

"Evaluasinya, Majalengka masuk kategori risiko rendah. Ada 26 kecamatan yang kita hitung sudah masuk hijau," kata Emil sapaan Ridwan Kamil dalam keterangan Humas Jabar usai bertemu dengan Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka di Kantor Bupati, Kabupaten Majalengka, Rabu 22 Juli 2020.

 

Tapi, lanjut Emil, karena ada satu kecamatan yang kedatangan pemudik yang coba merayakan Idul Adha di sini, dan ternyata positif, maka secara umum akan mempengaruhi indeks keseluruhan. 

 

Emil mengatakan, infeksi lokal di Kabupaten Majalengka dapat dikendalikan. Hal itu terlihat dari hasil tes masif. Maka itu, ia meminta kepada Gugus Tugas Kabupaten Majalengka untuk memprioritaskan tes masif bagi pendatang atau pemudik. 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi kalau mau Majalengka aman, manajemen pendatang (atau pemudik) harus diperhatikan dan dijadikan prioritas dalam pengetesan," ucapnya. 

 

Menurut Emil, Gugus Tugas Kabupaten Majalengka harus mengetes 7.500 warga dengan metode PCR. Jumlah tersebut berdasarkan standar tes masif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Yang sekarang 2.600 harus naik ke 7.500. Saya titip ke Bapak Bupati untuk melakukan pengetesan PCR mendekati 7.500," katanya. 

 

Soal pembelajaran tatap muka, kata Emil, pihaknya menerapkan prinsip kehati-hatian. Kesehatan dan keselamatan peserta didik menjadi prioritas. 

 

"Wacana di Jawa Barat adalah kecamatan-kecamatan yang sudah zona hijau, seperti Majalengka tadi, itu sekolah akan dipersiapkan untuk pembukaan, tapi tidak boleh lintas kecamatan. Jadi, kalau ada (siswa) domisili di kecamatan yang tidak di zona hijau, tapi sekolahnya di zona hijau, itu dia tidak boleh (masuk sekolah) dan dia (belajarnya) masih daring," katanya. (*) 

Iklan