Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Antisipasi Pemudik Nekat, Jabar Siapkan 2.500 Ruang Isolasi

Kamis, 6 Mei 2021 14:30 WIB

Iklan

INFOJABAR-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan telah mengantisipasi  pemudik nekat yang lolos penyekatan. Upaya yang dilakukan, yaitu menyiapkan 2.500 yang tersebar di sejumlah desa atau kelurahan.

Jika ada pemudik yang berhasil sampai di kampung halaman maka harus menjalani karantina di ruang isolasi selama lima hari, baru boleh bertemu keluarga. Hal itu disampaikan Ridwan saat telekonferensi Talk Show BNPB “Kesiapan Pemda Menghadapi Larangan Mudik” dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 5 Mei 2021. 

“Maka di perkampungan kita sudah siapkan 2.500-an ruang isolasi, kita sudah intruksikan kepada perangkat desa bagi yang ngotot agar setiba di kampung halaman untuk dikarantina,” ujar Ridwan berdasarkan rilis resmi tim Humas Jabar.

Menurut dia, upaya ini akan sangat efektif. Tapi hasil akhirnya akan dihitung berapa kenaikan bed occupancy rate (BOR) rumah sakit. Karena kinerja provinsi Jabar selama sebulan dinilai sebagai satgas terbaik se-Indonesia.

Menurut Ridwan, Pemerintah Provinsi Jabar mengikuti arahan pemerintah pusat dengan tidak memperbolehkan mudik lokal meskipun berada di wilayah aglomerasi. Di Jabar, aglomerasi ada di Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aglomerasi lain Bodebek meliputi Kab/Kota Bogor, Kab/Kota Bekasi, dan Kota Depok.  “Narasinya sama dengan pemerintah pusat, mudik lokal itu tidak diperkenankan. Aglomerasi yang dibolehkan bergerak hanya untuk para pekerja saja,” katanya.

Menurutnya, masih ada sekitar 7 persen warga yang memaksa mudik dengan Jabar sebagai tujuan pemudik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Kurang lebih 400 ribu-an pemudik yang harus kami waspadai di wilayah Jabar,” ujar Ridwan.

Sementara itu, sesuai intruksi Kepolisian Republik Indonesia, sektor pariwisata pada zona merah dan oranye ditiadakan.  Sementara pariwisata di wilayah zona hijau kuning tetap dibuka dengan menyesuaikan kapasitas 50 persen dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Yang diizinkan hanya zona kuning hijau termasuk juga berlaku bagi pelaksanaan salat idul fitri 1442 H,” kata Ridwan.(*) 

Iklan