Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Milenial Jabar Panen Perdana Jagung Hibrida

Kamis, 24 Juni 2021 09:45 WIB

Iklan

INFOJABAR-Program Petani Milenial yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kian menunjukan hasil. Itu tampak dengan suksesnya memanen jagung hibrida.

Hal tersebut dilakukan empat petani milenial binaan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dinas TPH) Jabar di lahan Satpel Cikadu Balai Benih Holtikultura (BBH) Dinas TPH Jabar, Kabupaten Cianjur, Selasa 22 Juni 2021.

Penanaman jagung hibrida dilakukan pada 26 Februari 2021. Di mana setiap petani milenial menggarap lahan seluas satu hektare untuk komoditas tersebut. Dengan keberhasilan ini, maka menjadi panen perdana bagi petani milenial binaan Dinas TPH Jabar.

"Hasil panen dibeli oleh PT Crowde Membangun Bangsa. Karena selain melakukan pembinaan dan pelatihan, kami lebih dulu mencari offtaker, meminjamkan lahan, dan mempermudah mereka mengakses permodalan di perbankan," ujar Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat berdasarkan rilis resmi tim Humas Jabar.

Menurut Dadan, sebanyak 5,5 hingga 6 ton jagung hibrida dapat dihasilkan dari satu hektar lahan. Adapun harga jualnya berada di angka Rp 5.000 per kilogram. Jika ditotalkan, setiap petani milenial mampu mendapatkan Rp 27,5 juta.

 Sebelum membudidayakan jagung hibrida, petani milenial menjalani proses seleksi secara luring dengan melibatkan kepala desa di Kecamatan Cikadu dan Dinas TPH Kabupaten Cianjur.

Dadan memaparkan, ada 116 petani milenial yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, hanya empat petani milenial yang memenuhi syarat, seperti usia 19-39 tahun dan lolos BI Checking.

Sedangkan pemilihan komoditas jagung disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Saat ini, Jabar saja membutuhkan 3 juta ton jagung setiap tahun. Namun, hanya bisa memenuhi sekitar 1,5 ton jagung. Dari situ, maka pihaknya melihat potensi pasar jagung terbilang besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Untuk tahap selanjutnya, kami akan beralih ke komoditas tanaman hias dan ubi jalar. Ini disesuaikan dengan komoditas untuk program Petani Milenial Juara. Tentu, pemilihan kedua komoditas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kami sudah memiliki offtaker untuk dua komoditas itu," katanya.

Selain pembinaan dan pendampingan, petani milenial komoditas jagung mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dalam usaha tani. Mereka dilatih bagaimana membudidayakan jagung dengan benar dan merespons permasalahan yang ada selama proses budidaya.

Dadan menuturkan, selain untuk meregenerasi petani dan mengubah wajah pertanian menjadi lebih segar, pihaknya berupaya menciptakan wirausaha baru di bidang pertanian.

"Setelah memanen hasilnya, mereka tentu mengetahui banyak hal tentang cara membudidayakan jagung hibrida dengan baik dan termotivasi untuk kembali memanen jagung secara mandiri," ujarnya.

Salah satu petani milenial binaan Dinas TPH Jabar, Abdul, mengatakan bahwa banyak pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan selama membudidayakan jagung, seperti menghadapi serangan ulat grayak.

"Saya juga jadi tahu bagaimana menanam jagung dengan baik dan benar, seperti jarak tanam tidak boleh terlalu rapat. Jika terlalu rapat, itu akan berpengaruh pada hasil panen," kata Abdul.(*)

Iklan