Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jembatan Bangka-Sumatera, Mimpi yang (Bakal) Jadi Nyata

Selasa, 15 September 2020 11:08 WIB

Rencana pembangunan Jembatan Bangka-Sumatera.
Iklan

 

INFO BABEL-- Beberapa tahun lalu, mungkin belasan tahun yang lalu ini hanyalah sebuah mimpi yang untuk mewujudkannya hampir mustahil, jika tak mau dibilang benar-benar mustahil. Bahkan sekadar untuk dijadikan bahan diskusi pun, ini tetaplah 'barang mewah' yang cuma jadi topik.

 

Tapi memasuki tahun 2020, ide itu tercetus dan bahkan, sekarang telah berproses untuk direalisasikan. Ya. Barang itu adalah jembatan yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Sumatera. Sempat disebut Jembatan Batera, walaupun belum ada nama resmi hingga saat ini.

 

Memang, butuh pemikiran 'liar' untuk berusaha mewujudkan Pulau Bangka dan Sumatera terhubung oleh sebuah jembatan. Banyak hal, aspek, dan parameter yang harus dan akan dipertimbangkan. Perhitungan yang matang, baik itu dampak sosial, ekonomi, hingga budaya. Terutama anggarannya.

 

Namun atas dasar semua itu, cita-citanya kembali ke satu tujuan yaitu, kesejahteraan yang merata. Jembatan yang bakal memiliki panjang 13 hingga 15,2 kilometer itulah titik koordinat kesejahteraan yang dicita-citakan.

 

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, menjadi sosok yang membuat impian itu menjadi nyata, setidaknya hingga saat ini.

 

Bermula dari keinginan Presiden RI Joko Widodo untuk menghubungkan pulau ke pulau dengan tol laut, itu pula yang membuat Gubernur Erzaldi merasa sudah saatnya Pulau Bangka menyamaratakan pembangunannya dengan wilayah lain, dengan cara, mengoneksikan fisik pulau yang ia nahkodai dengan Pulau Sumatera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Jika nanti jembatan tersebut sudah terintegrasi, ekonomi masyarakat akan terbantu. Yang selama ini harga bahan-bahan pokok hingga harga bahan-bahan bangunan lebih mahal tidak ada lagi karena, pengiriman tidak lagi melalui laut. Inflasi di Babel tak tinggi lagi. Semua harga akan sama dengan pulau tetangga karena, ekspedisi barang muatan melalui darat dengan biaya yang jauh lebih murah dibanding penyeberangan laut.

 

Belum lagi soal menghemat waktu karena, perbandingan hitungan sederhananya saja, jika membawa sayur-mayur menggunakan penyeberangan laut, kemungkinan sampai di Pulau membuat sayurnya tak lagi segar, layu, hingga tak layak lagi konsumsi.

Namun jika menggunakan jalan darat, yang nantinya melalui jembatan tersebut. Hanya akan dibutuhkan waktu tidak lebih dari tiga jam.

 

Jika sesuai rencana, maka jembatan itu akan berawal dari Desa Tanjung Tapa, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumsel, hingga Desa Permis, Kabupaten Bangka Selatan, atau Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Babel. Ini tergantung hasil FS dari Kementerian PUPR lah yang nantinya menentukan. Anggaran yang diproyeksikan untuk pembangunan jembatan itu sekitar sebesar Rp 15 triliun dan dana ini berasal dari APBN.

 

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman dalam satu kesempatan di sosial medianya saat bertemu Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di bulan Agustus 2020 mengatakan, keduanya akan menghadap Presiden RI.

 

"Kami berdua akan meminta agar pak presiden menindaklanjuti rencana pembangunan Jembatan Sumatera - Bangka. Karena itulah, saya selaku Gubernur Babel akan berkirim surat terlebih dahulu ke istana," ujar Gubernur Babel Erzaldi Rosman di laman media sosialnya.(*)

Iklan