Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolaborasi Pentaheliks ABCGM Kunci Keberhasilan Penyelamatan Sungai Citarum

Rabu, 27 April 2022 20:15 WIB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam webinar internasional Managing Water Quality Sustainably by Tackling Pollution, secara virtual dari Hotel Le Eminence Cianjur, Rabu (27/4/2022).
Iklan

INFO JABAR – Kolaborasi pentaheliks ABCGM menjadi kunci keberhasilan penyelamatan Sungai Citarum. Pentaheliks ABCGM melibatkan akademisi, bisnis, komunitas (community), pemerintah (government), dan media.

"Kuncinya adalah kekompakan maka lahirlah konsep pentaheliks ABCGM, semua bersinergi, semua diberi tempat semua dikoordinasikan melalui pusat komando," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam webinar internasional Managing Water Quality Sustainably by Tackling Pollution, secara virtual dari Hotel Le Eminence Cianjur, Rabu 27 April 2022.

Ridwan mengatakan, sejak terbitnya Perpes No 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, penanganan krisis Citarum menjadi lebih maksimal. Sebab, berbagai instansi maupun komunitas tidak lagi bergerak sebagai ego sektoral. "Koordinasi kita sekarang sangat baik, kalau dulu bekerjanya masing-masing," ujar dia.

Hasilnya, dalam hitungan tiga tahun pasca-Perpres 15, kualitas air sungai Citarum membaik dari cemar berat menjadi cemar ringan padahal targetnya adalah cemar sedang. "Di awal kegiatan Citarum Harum kita cemar berat atau sangat buruk nilainya 33 poin, di 2021 tadinya targetnya cemar sedang tapi berkat kerja semua pihak justru melebihi target jadi sekarang cemar sangat ringan," tutur Kang Emil.

Konsep pentaheliks pada Citarum Harum ini diapresiasi pada forum internasional COP26 di Glasgow tahun 2021. Konsep pentaheliks disebut tidak ada di negara lain, di mana TNI-Polri turut mengurusi soal krisis sungai.

"Karena kemajuannya dan konsep pentaheliks kan tidak ada di negara lain, TNI-Polri ngurusin krisis sungai tapi itulah kearifan lokal Indonesia yang dipuji dunia," kata Ridwan.

Dia berharap, konsep pentaheliks dalam konteks lingkungan ini bisa menginspirasi daerah lain yang punya persoalan khususnya krisis sungai. "Jadi kalau sungai-sungai di Indonesia maupun negara lain mau bersih luar biasa dan bebas dari krisis polusi harus dengan konsep multistakeholders atau pentaheliks. Semoga pogres Citarum Harum ini bisa menginspirasi.” (*)

Iklan