Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemprov Jawa Barat Tunjuk Tiga Stadion Sebagai Pusat Tes Covid-19

Minggu, 22 Maret 2020 18:13 WIB

Iklan

INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melakukan safari rapat koordinasi rencana pengetesan Covid-19 di tiga daerah Jawa Barat, pada Minggu, 22 Maret 2020. Ridwan melakukan rapat koordinasi dan arahan kepada kepala daerah di Kota Bekasi, Kota Bogor dan Kabupaten Bandung.

Hal itu terkait dengan tes cepat atau rapid test Covid-19 yang akan dilaksanakan di tiga daerah tersebut dengan menerapkan sistem drive thru, di mana ada pengaturan warga sehingga tidak ada kumpulan warga layaknya pengetesan di satu ruangan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunjuk Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi, Stadion Pakansari Kabupaten Bogor dan Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung sebagai tempat pelaksanaan tes.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menyebutkan ketiga daerah tersebut ditunjuk berdasarkan jumlah warga yang terkonfirmasi positif berdasarkan data per Minggu pagi. Saat ini di Jabar terdapat 55 kasus positif Covid-19, 41 di antaranya berdomisili di Bogor, Depok dan Bekasi atau Bodebek. Sisanya 14 orang berasal dari luar Bodebek.

"Paling tinggi Kota Bekasi 13 orang, Depok 12 orang, Kota Bogor 8 orang, Kabupaten Bogor 4 orang dan Kabupaten Bekasi 4 orang," ujar Emil ketika memberikan arahan di Kota Bekasi.

Emil menuturkan, Stadion Patriot Chandrabaga meliputi zonasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Karawang. Stadion Pakansari untuk Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Sisanya di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung.

Tes cepat Covid-19 tersebut kata dia, akan menggunakan rapid test yang berasal dari pemerintah pusat. Diprediksi, alat tersebut akan tiba di Jawa Barat awal pekan ini. Emil pun menargetkan paling lambat Rabu, 25 Maret 2020 tes dapat dilakukan serentak.

"Tes itu ada dua cara, rapid test ini butuh 5-15 menit dengan menggunakan sampel darah dengan tingkat akurasi 95 persen. Terkait tes ini, WHO bilang harus tes lagi. Sementara tes yang kami sudah lakukan itu menggunakan PCR (polyremase chain reaction) dengan dahak di dinding belakang hidung dan tenggorokan," ujar Emil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara untuk tes yang akan digelar tersebut yaitu menggunakan rapid test yang hanya butuh 5-15 menit hasilnya sudah diketahui. Dalam pelaksanaannya, Emil ingin warga yang melakukan tes tidak berlama-lama tetapi terpusat dan stadion dinilai ideal sebagai tempat pelaksanaan tes dengan menerapkan sistem drive thru.

"Warga menggunakan kendaraan dari rumah, bagi yang tidak memiliki kendaraan bisa diantar RW setempat, nantinya ada pintu khusus pemeriksaan awal dan untuk hasil. Kalau negatif pulang kalau positif bergeser ke stadion untuk dites lebih pasti dan ditindaklanjuti," kata Emil.

Menurutnya, jumlah bantuan rapid test dari pusat belum jelas, dia baru memperhitungkan 2.000 alat terlebih dahulu meski dikabarkan jumlah alat mencapai 8.000-10.000 alat.

Dengan keterbatasan alat, pihaknya akan melakukan pengaturan orang-orang yang berhak ikut dalam tes tersebut. Yang pertama orang dalam pantauan atau ODP yang sedang diisolasi, 50 orang dekat ODP, 50 orang yang dekat dengan pasien dalam pengawasan atau PDP, 50 orang yang pernah radius dekat dengan pasien positif, petugas kesehatan dan para pihak seperti kepala daerah atau yang kewajiban profesinya harus wara-wiri ke warga.

"Seperti ulama yang sering berinteraksi silakan. Kepala daerah definisikan siapa profesi yang sehari-hari banyak berkeliling untuk interaksi dengan warga itu bisa ikuti tes ini," ucap Emil.

Ia menambahkan, sebelum pelaksanaan diminta untuk melakukan simulasi antara relawan, tim support dengan pihak keamanan juga. Dia pun mereka menegaskan upaya pengetesan massal tersebut sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut untuk kemudian ditindaklanjuti dalam perawatan. (*)

Iklan