Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gubernur Jabar Sambangi Tenaga Medis di Hotel Bintang Lima

Selasa, 7 April 2020 14:17 WIB

Iklan

INFO JABAR — Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengunjungi para tenaga medis yang telah difasilitasi Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk menginap atau tinggal sementara di Hotel Prama Grand Preanger Bandung.

Para tenaga medis yang terdiri dari dokter, perawat dan kru rumah sakit yang telah merawat pasien Covid-19 ini telah tinggal di hotel tersebut sejak minggu lalu.

Berdasarkan laporan tim Humas Jabar, Ridwan Kamil yang sering disapa Emil datang bersama Ketua Jabar Bergerak, Atalia Praratya. Kedatangan mereka memberikan dorongan motivasi kepada puluhan tenaga medis yang kebetulan sedang senam pagi di halaman hotel bintang lima ini.

"Kami akan terus memberikan support moral kepada tenaga medis ini. Kami juga sedang mencari APD (alat pelindung diri) ke berbagai negara untuk pengamanan diri mereka," ujar Emil, Selasa 7 April 2020.

Dalam kunjungannya, Emil mengecek beberapa kamar yang ditempati para tenaga medis. Total tenaga medis yang berasal dari rumah sakit Hasan Sadikin Bandung ini sementara berjumlah 73 orang, terdiri dari perawat (20 orang), dokter (2 orang), supir (3 orang), cleaning service (2 orang) dan prakarya atau administrasi (4 orang). Sementara kamar yang telah disiapkan berjumlah 200 kamar dan baru terisi 23 kamar.

"Jadi Jabar memfasilitasi hotel bintang lima untuk para tenaga medis dokter dan perawat dan sudah dipakai sejak minggu lalu. Jadi bukan persiapan lagi, tapi saya hanya mengecek kondisi mereka," ujar Emil.

Dirinya mengungkapkan, Pemda Provinsi Jabar akan terus memaksimalkan hotel di Bandung Raya untuk para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Hal ini agar para tenaga medis bisa nyaman, khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah, sehingga bekerja maksimal. Mereka pun dapat menggunakan seluruh fasilitas di hotel.

"Di Bandung Raya banyak sekali hotel, kami akan maksimalkan supaya tenaga medis nyaman. Hotel Banana Inn di Setiabudi juga sedang kami jajaki, sehingga tenaga medis yang kesulitan pulang atau yang ingin fokus bisa difasilitasi," ujar dia.

Menurut Emil, tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19 sehingga harus diberikan perhatian maksimal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami juga sebagai pengambil keputusan bertugas memberikan perawatan, intensifikasi pengetesan Covid-19, edukasi tentang mudik dan physical distancing, itu yang paling sulit, serta urusan logistik," tuturnya.

Menurut salah seorang tenaga medis, Ali Sardjono, fasilitas menginap di hotel yang diberikan pemerintah ini sangat membantunya karena memberikan ketenangan. Ali yang sudah menginap sejak hari minggu ini mengaku, meski sudah dinyatakan negatif Covid-19, ada kekhawatiran bila pulang ke rumah bertemu keluarga dan tetangga karena telah merawat pasien positif Covid-19.

"Fasilitas ini sangat membantu kita, kita selama sudah memberikan pelayanan secara maksimal tapi kita juga ada kekhawatiran atau was-was kalau kita pulang kerumah ketemu keluarga. Jadi dengan diberikan fasilitas penginapan ini kita akan lebih tenang memberikan pelayanan walaupun kita juga rindu ketemu keluarga," ujarnya.

Ali dan tenaga medis lainnya yang menginap di Hotel Grand Prama Preanger merupakan perawat dan dokter yang bertugas di ruang Kemuning RSHS. Mereka tetap bekerja sesuai jam dinas hanya tidak pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.

"Saya masuk mulai tanggal 5 April mungkin di sini sampai bulan Mei. Saya memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19 sudah sejak Maret lalu dan kita bekerja sesuai jam dinas hanya pulangnya ke sini tidak ke rumah," tutur pria berusia 44 tahun ini.

Dirinya berharap pemerintah terus mendukung para tenaga medis yang menurutnya telah bekerja maksimal hingga dua kali lipat. Kepada masyarakat dia pun meminta untuk menghilangkan stigma dan menerima kehadiran tenaga medis di lingkungan tempat tinggalnya.

"Karena ada juga teman saya yang dijauhi di lingkungan rumahnya dan tidak diterima (di tempat) kos. Pemerintah harus memberikan edukasi ke masyarakat bahwa kita itu bukan membawa atau menularkan virus tapi kita bekerja untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi Covid-19. Jadi kita sudah bekerja maksimal dan masyarakat juga harus tetap diam di rumah untuk kita jadi ada kerja sama," ucap Ali. (*)

Iklan