Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog Ingatkan Bahaya Penyebaran Covid-19 di Pusat Niaga

Senin, 18 Mei 2020 21:55 WIB

Iklan

INFO JABAR  Ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Panji Fortuna Hadisoemarto, mengatakan masyarakat harus memahami jika gelombang pertama penularan Covid-19 di Indonesia belum tuntas, termasuk di Jawa Barat (Jabar), meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan.

Masyarakat pun diminta berhati-hati dan waspada akan bahaya penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit itu di pusat niaga. Apalagi, saat ini banyak warga di beberapa daerah yang tidak mematuhi peraturan kesehatan dengan memenuhi toko pakaian dan pusat niaga lain.

"Gelombang pertama yang belum selesai ini juga berpotensi naik drastis jika tidak ada pengetatan PSBB dan malahan ada rencana pelonggaran PSBB di Jawa Barat, apalagi saat ini sudah banyak warga yang kembali berbelanja untuk keperluan Lebaran, ini bisa memperluas penyebaran,” kata Panji pada tim Humas Jabar di Kota Bandung, Senin 18 Mei 2020.

Menurut dia, penyebaran virus di pusat niaga seperti toko baju sangat mudah karena droplet dari pembawa virus (carrier) bisa menempel di permukaan benda-benda yang ada di pusat perniagaan. Jika permukaan benda yang terkena droplet ini disentuh, maka virus dapat berpindah dan menginfeksi orang yang menyentuhnya.

“Potensi penyebaran (di pusat niaga) tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan,” ujar Panji.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Panji pun menambahkan, pergerakan dan kontak anggota masyarakat menjadi kunci dalam menekan kasus Covid-19 di Jabar. Semakin kecil persentase pergerakan masyarakat, pandemi Covid-19 semakin cepat ditanggulangi. Hal tersebut didapat berdasarkan permodelan yang dia buat. 

"Jadi saya membuat simulasi bagaimana Covid-19 akan menyebar di Jabar dalam beberapa skenario. Yang pertama, skenario kondisi sekarang. Nampaknya, walau PSBB sudah berhasil menurunkan transmisi, tetapi ada sisa transmisi yang menyebabkan kita masih melihat ada kasus baru setiap hari," kata Panji. 

Sebaliknya, jika pergerakan masyarakat tidak dapat ditekan lebih kecil, maka pandemi Covid-19 baru bisa teratasi sampai tiga tahun ke depan. Untuk itu, Panji merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Jabar agar pergerakan masyarakat terus ditekan.

"Intinya, PSBB ini kalau saya simulasikan dengan pengetatan sedikit lagi saja, itu bisa mempercepat habisnya wabah Covid-19 di Jabar bahkan dalam waktu kurang dari satu bulan," ujar Panji. Pemodelan yang dibuat Panji merekomendasikan bahwa Pemprov Jabar harus mengetatkan PSBB sedikit lagi, agar penurunan dengan cepat itu bisa terjadi. (*)

Iklan