Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ridwan Kamil Sebut Tiga Nilai Spiritual Kepemimpinannya

Sabtu, 9 Oktober 2021 17:17 WIB

Iklan

INFO JABAR – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dalam kepemimpinanya selalu memegang tiga nilai spiritual. Hal itu dikatakan saat menjadi narasumber Remote Workshop bertemakan “Adaptive Leadership” yang digelar virtual dari Gedung Pakuan Bandung, Jumat, 8 Oktober 2021.

"Pertama niatkan kepemimpinan sebagai ibadah," ujar Ridwan Kamil dikutip dari rilis resmi tim Humas Jabar.  Ia mengaku selalu berpegangan pada salah satu surat dalam Alquran, yakni perintah beribadah bagi setiap manusia saat diciptakan ke muka bumi

"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Makanya saya sebagai dosen, wali kota, gubernur niatnya adalah ibadah," katanya.

Nilai spiritualitas kedua yang dia pegang adalah menyadari kekuasaan sifatnya hanya sementara. Karena itu, Kang Emil ingin mengakhiri masa jabatannya sebaik mungkin. "Jadi saya berdoa pada diri sendiri agar saya mengakhiri jabatan dengan husnul khotimah," katanya. 

Kembali mengutip ayat Alquran, Ridwan mengingatkan kepada setiap yang memegang kekuasaan agar menggunakannya sebaik mungkin. Sebab, katanya, Allah dapat mencabut kekuasaan tersebut kapan pun. Ini sering dialami oleh sejumlah pejabat di Indonesia yang harus mengakhiri kepemimpinannya karena terlibat kasus korupsi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi saya berkompetisi untuk jadi Gubernur Jabar dan Allah takdirkan, Allah juga bisa cabut kekuasaannya kapan pun," ucapnya.

Adapaun nilai spiritualitas terakhir yang dia  pegang dalam memimpin adalah komitmen memberikan manfaat bagi masyarakat lewat kekuasaannya. 

Manusia yang paling mulia di mata Allah adalah manusia yang bermanfaat. Karena itu, menurut dia, seorang ketua RT bisa lebih mulia ketimbang Gubernur bila kehadirannya dirasakan manfaatnya oleh warga.

"Jadi kalau lihat saya sibuk bikin terobosan, ya itu tadi, saya nggak mau jadi manusia yang rugi yang kepemimpinannya habis tapi tidak ada jejak atau karya," katanya. (*)

Iklan